Selasa, 04 Februari 2014

Hal Yang Perlu Diketahui Oleh Seorang Milanista


Tinggalkan sejenak kalimat memuakkan, “born to be milanisti” yang kerap kalian jadikan status bbm, atau bio di twitter – atau yang lebih parah. menjadikannya design kaos – karna sesungguhnya, kalimat tersebut adalah rekayasa paling nyata di kehidupan ini.
Tidak ada satu orang pun yang benar-benar terlahir sebagai Milanista, bahkan Kilpin sekalipun. Menjadi Milanista adalah sebuah pilihan, dasarnya bisa beragam. Tapi yang pasti, karna mau. Mau mendukung, mau mencintai, mau menggilai, atau mau apapun itu yang dijadikan ungkapan penggambaran bahwa “gue, Milan banget!
Adalah sebuah dosa besar jika kalian menasbihkan diri sebagai seorang Milanista tapi tidak mengetahui sembilan hal (dengan huruf) paling mendasar yang harus diketahui seorang yang “gue, Milan banget!” yang sudah tersaji didepan mata kalian ini. Check this out yo!

Milano.


Milano dalam bahasa Italia, atau Mediolanum dalam bahasa Latin yang artinya ‘Di Tengah Hamparan’ adalah sebuah kota yang menjadi basis dari klub yang pernah mendapat julukan “The Dream Team” tersebut. Kota ini terletak disebelah utara Italia, dan sekaligus sebagai ibu kota wilayah Lombardia.
Kota yang total luasnya sekitar 70.18 mil2 ini adalah pusat ekonomi dan keuangan bagi negara Italia.
Kota ini dahulu disebut sebagai Mailand, yang merupakan masih nama dari Milan, namun dalam ejaan Bahasa Jerman. Kota yang di dalamnya terdapat Gereja Santa Maria delle Grazie (Gereja yang menampilkan karya dari seniman angkuh nan genius, Leonardo Da VinciThe Last Supper) ini mempunyai salah satu pusat belanja tertua di dunia, yaitu Galleria Vittorio Emanuele.
Giorgio Armani, Pirelli, Motta, Dolce & Gabbana dan masih banyak lagi yang lainnya, adalah perusahaan-perusahaan yang produknya bisa jadi sedang kalian “konsumsi” (setidaknya pernah kalian lihat atau yang lebih buruknya, pernah kalian dengar/baca) yang ada dikota berpenduduk sekitar 1,3 juta jiwa ini.

Internazionale.

Jika kalian bertanya pada seseorang “apa yang akan kau sebut, jika mendengar Ac Milan?” orang netral pasti akan dengan sangat cepat menjawab “Inter”. Tentu jawaban dari pertanyaan tersebut akan berbeda jika kalian tanyakan pada seorang Milanista, kemungkinan dia akan menjawab “Angels!”  ||*
oke, itu cuma bagi gue*
Lahir 9 tahun setelah Milan, menjadi sebuah kewajaran jika sampai saat ini Inter tidak pernah bisa menyamai level sang kakak. Dan menjadi sebuah kewajaran pula jika Interisti tidak lebih banyak dari Milanisti diseluruh dunia. Satu-satunya hal menyenangkan menjadi seorang Interisti adalah klub pujaannya tersebut berjaya disaat era digital sudah dimulai, sehingga membuat mereka tak perlu kerepotan mencari dan mendapatkan dokumentasi prestasi klub kebanggannya tersebut.
Inter Milan adalah pecahan dari MFBCC yang kala itu para pembelotnya tak terlalu suka pada kerasisan Milan kala bernama MFBCC yang hanya didominasi orang-orang dari Italia dan Inggris.

Legend.


“Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghormati Jasa Pahlawannya” – Soekarno, (Pidato Hari Pahlawan, 10 nov 1961) Pidato dari mulut Sang Proklamator ini adalah awal dari terciptanya kalimat, “Fans Club yang besar adalah Fan Yang Masih Menghargai Legendanya”
Dalam era ketika informasi bagai udara yang dapat dinikmati kapan saja dan dimana saja saat ini adalah hal konyol jika kalian tidak tahu menahu nama-nama macam Cesare Maldini, Gianni Rivera, Franco Baresi, Marco Van Basten, George Weah, hingga emmm…Kaka.
saya lahir tahun 1999, dan tahun 2010 saya baru menjadi Milanista. Jadi saya tidak tahu apa-apa soal sejarah Milan sebelum saya lahir
Kalimat diatas adalah contoh sebuah kebutaan fanatisme – oh, ada sebutan yang lebih familiar, Fans Karbitan –  dengan kata lain, seorang yang “gue Milan banget!” adalah mereka yang tau makna menghargai legenda. Bisa dengan hafal akan sejarah pemain tersebut atau – setidaknya – tidak menghina atau mengolok-olok para pemain yang pernah membawa kejayaan untuk Milan.

Associazione.


Dalam bahasa Indonesia berarti Asosiasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan Asosiasi sebagai perkumpulan orang yg mempunyai kepentingan bersama / pembentukan hubungan atau pertalian. Dari sinilah muncul ungkapan bahwa Milan bukan sekedar klub sepakbola – yang notabene memberi nama FC (Football Club) – dan itu sudah terbukti dengan tulisan yang berada di pusat pelatihan Milan, Centro Sportivo Milanello “Kami bukan sebuah klub sepak bola, tapi hanya orang-orang yang mencintai Ac Milan.”
Dan, bisa jadi ini juga yang melandasi kalimat yang kerap diucapkan teman-teman Milanisti Indonesia, “Lebih dekat dari saudara, lebih besar dari keluarga.”

Nordahl.



Lupakan sejenak nama Pippo Inzaghi yang menjadi Top Scorer Milan dipentas Eropa, atau Andriy Shevchenko yang tercatat sebagai pemain paling banyak mencetak goal pada laga Derby della Madonnina, serta Marco Van Basten yang tiga kali meraih BALLON D’OR kala berseragam Merah-Hitam. Karna kita sedang membicarakan striker paling subur (Paling, not Eyang) dalam sejarah klub ini.
Gunnar Nordahl nama lengkapnya, adalah top scorer sepanjang masa hingga saat ini. Ia bukan saja tercatat sebagai pencetak goal terbanyak Milan di Liga, tapi juga diseluruh kompetisi yang diikuti Milan. Pria yang meninggal pada usia 73 ditahun 1995 ini mencetak 221 gol untuk Milan disemua ajang kompetisi, bahkan namanya tercatat sebagai pemain (nomor 3) yang paling banyak mencetak goal di Serie A dibawah Silvio Piola (1) dan Francesco Totti (2).
Meski hanya menyumbangkan dua titel scudetto untuk Milan, pemain asal Swedia ini lima kali menjadiCapocannonieri. Toheran tersebut diraihnya tahun, 1950, 1951, 1953, 1954, 1955. Pada tahun 1952 ia hanya kalah 4 goal dari John Hansen (Juventus) yang memuncaki daftar pencetak goal terbanyak dengan 30 goal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar